No Gaptek Please..

Written on 01:31 by Novi Tata

Hampir satu bulan ini aku menemani seorang anak SD kelas 1 untuk belajar. Namanya panggilannya Chris. Anaknya lucu, imut, dan yang terpenting adalah nurut. Kalau sudah agak bosan belajarnya, terlihat banget dari ekspresi wajah dan sikapnya. Anak kelas 1 SD jaman sekarang sangat berbeda sama anak kelas 1 SD jamanku dulu, sekitar tahun 1996. Seingatku dulu pelajarannya hanya matematika, bahasa indonesia, dan yang lain lupa deh apalagi. Kemarin aku iseng tanya sama Chris pelajaran apa saja yang diajarkan di sekolahnya. Wuaa ternyata ada 17 mata pelajaran, itupun sepertinya masih ada yang terlupakan. Dia sudah belajar bahasa inggris, komputer, bahasa mandarin (yang ini aku blank bangeet), dll.

Aku masih ingat banget dulu mulai belajar bahasa inggris kelas 5 SD. Itu pun masih sangat standar, tentang greeting. Pas masuk sekolah menengah pertama di SMP 9 Tangerang, masih belum tau apa-apa sama sekali mengenai tenses dalam bahasa inggris. Hasilnya setiap ulangan harian dan mengerjakan tugas-tugas di sekolah hasilnya jeblok. Pernah, suatu hari aku dan sebagian besar teman sekelasku tidak mengerjakan tugas rumah, gurunya pun berang dan kami disuruh mengerjakan tugas itu di luar kelas. Istilah kerennya mah lesehan, hehehe.

Pelajaran komputer malah lebih parah lagi. Percaya atau tidak, aku baru mengenal komputer kelas 1 SMP. Itupun seminggu sekali saja jadwalnya. Huaa, tertinggal banget ya. Pertama kali pelajaran komputer a.k.a TIK, menyalakan komputer saja gak tau gimana caranya. Jauh tertinggal sama anak pak guru yang usianya sekitar kelas TK atau 1 SD. Kadang anak kecil itu main ke sekolah (lab komputer) dan memainkan game kesukaannya. Aku yang kala itu masih pemula dalam menggunakan komputer sampai berdecak kagum. Pernah juga suatu ketika aku kurang berhati-hati sampai kena setrum dari komputer laboratorium sekolah.

Di SMA, kalau bahasa inggris udah lumayan. Apalagi pelajarannya sering banget mengulang pelajaran pas SMP. Jadi udah ga begitu terkendala dalam belajar bahasa inggris. Nah kalau komputer masih cupu juga di SMA. Laboratorium komputernya cuma ada 1 padahal jumlah siswa yang satu angkatan sama aku aja ada 9 kelas. Jadi kalau dihitung sama kakak kelasnya juga, jumlah siswa saat itu ada 27 kelas kalau rata-rata tiap angkatan adalah 9 kelas. Jumlah komputer di laboratorium itu juga relatif sedikit, hanya sekitar 30 unit komputer. Dari sekian banyak komputer, hanya 2 sampai 3 saja yang terkoneksi dengan internet. Nah, gak heran makanya kalau kami hanya bisa belajar komputer sekali dalam seminggu. Materi yang dipelajari pun hanya office.

Internet. Penemuan yang luar biasa yang biasa kita sebut internet udah bikin pola hidup banyak orang berubah. Kalau jaman dulu berkirim kabar sama kerabat butuh waktu banyak. Sekarang bisa real-time bahkan bisa tatap muka melalui video conference. Aku baru mengenal internet di kelas 3 SMA. What?? Iya, terlambat lagi ya aku mengenalmu, cieeh. Waktu itu warnet di daerah kami masih sangat jarang. Kalau pun ada, harganya selangit. Biasanya aku dan teman-teman mendatangi warnet untuk mencari informasi dunia perkuliahan. Sampai informasi tentang kampusku juga kudapatkan melalui internet. Makasi ya interneet, hhaaha. Pernah juga aku dan teman-temanku ke warnet cuma sekedar chatting. Saat itu kami pikir semua yang dikatakan orang yang sedang chatting melalui internet adalah benar. Ternyata tidaak, banyak hoax-nya.

Karena di sekolah terbiasa menggunakan disket untuk media penyimpanan data, jadi aku belum tau yang namanya flash disk saat kuliah di tahun pertama. Bahkan aku minta diajari untuk menggunakan flash disk sama temen kosku.. Hahaa, memalukan. Akhirnya di tahun pertama aku membeli flash disk pertamaku, Kingston 1 GB. Flash disk itu kugunakan untuk menyimpan tugas-tugas perkuliahan hingga beberapa mp3. Di hari pertama tahun kedua ternyata aku dijuruskan ke jurusan yang ada komputer-komputernya gitu.. Huuhu what a shock day is it. Teman-teman yang memiliki nasib sama sepertiku ada yang histeris, hingga ada juga yang menangis tersedu-sedu. Aku tetep stay cool padahal sedih dan bingung juga. Bingung kenapa aku yang masih gagap sama teknologi itu dijuruskan ke jurusan yang berbau teknologi. Satu yang ada di kepalaku saat itu. Aku belum punya komputer dan mau gak mau harus beli buat belajar. Hingga akhirnya di tengah tahun kedua alhamdulillah komputer pertamaku terbeli juga.

Komputerku itu ternyata lebih banyak dipakai untuk nonton film dan main game Plants vs. Zombie.. haha. Game itu bikin addicted banget. Rasanya belum puas kalau belum menamatkan game itu. Dan sekarang alhamdulillah udah tamat *bangga mode*. Seiring berjalannya sang waktu, aku naik ke tingkat 4 dan skripsi sudah menghadang. Kebutuhanku akan komputer sudah lebih kompleks. Aku butuh komputer yang fleksibel untuk di bawa kemana-mana. Berbekal tabunganku dan ditambahin sama ibu juga, akhirnya alhamdulillah aku bisa membeli ASUSku saat ini. Hehee, dia yang menemani aku saat mengerjakan skripsi. Pernah deh dia 12 jam hidup terus karena aku lupa mematikannya. Saat itu aku belum pakai hibernate otomatis. Aku akui dia laptop yang cukup handal,, haha, bukan promosi ye wong kagak dibayar. Dia yang menemani aku seminar, menemani aku sidang. Next, aku belum punya tablet pc ni sekarang. (#hlo?)..

Kondangan Lagi Yuks

Written on 02:08 by Novi Tata

Tanteku kemarin baru aja melangsungkan pernikahan. Acara akad nikah dan resepsinya berlangsung di balai pertemuan di daerah Peninggaran, Jakarta Selatan. Di undangannya acara akad nikah tertulis jam 10 pagi. Alhamdulillah aku sampai sana jam setengah sepuluh dengan menumpang KRL. Jam sepuluh ternyata pak penghulunya belum datang. Mungkin calon pengantinnya waktu itu cemas banget ya, qiqiqi. Akhirnya sekitar jam sepuluh lebih seperempat menit penghulunya datang. Pak penghulunya membuka acara dengan do'a-do'a pernikahan. Dia mencoba mencairkan suasana supaya tidak terlalu menegangkan kali ya. Alhamdulillah akad nikahnya berjalan lancar (pasti udah latihan tu..:D). Seusai akad, pak penghulunya nanya sama mas Danu (pengantin laki-laki), apakah saudara sebelumnya sudah pernah menikah? Mas Danu langsung jawab, belum. "Belum ada 5 menit aja udah lupa sama istrinya", penghulunya menimpali. Hampir semua ada disitu dibuat terbahak-bahak. Kocak banget yak tu penghulu.

Saat acara akad nikah aku hanya mendengar melalui sound system yang disediakan sama panitia. Pas lihat riasan pengantinnya, wuaa cantik tanteku itu. Di acara itu aku juga ketemu sama saudara-saudara yang jarang sekali ketemu karena kesibukan masing-masing. Di acara itu juga, aku dikenalkan sama saudara-saudara yang belum kenal. Dikenalkan juga sama keluarganya pengantin laki-laki. Ya emang si cuma lihat sekilas dan senyum, tapi nanti siapa tau ketemu di jalan kan jadi kenal. Hahah.

Seperti biasa, kalau ada acara kumpul keluarga, apalagi nikahan, aku jadi sasaran terus. Kamu kapan Nov? Hiaaah pertanyaan mudah yang jawabannya susaah.. Padahal dalam hatiku bilang, "coba tanyain dunk sama Allah". Hahaa. Ada lagi yang bilang, "Nanti acaranya Novi kayak begini aja bude -ngomong sama ibu-". Aku sebagai pihak ketiga yang lagi diomongin cuma bisa narik kedua ujung bibir, nyengir kuda. Pada demen banget ya memojokkan orang yang sudah terpojok. :D

Takkan Indah Jika Terlalu Dini

Written on 11:58 by Novi Tata

"Masa depan itu misteri. Dan tidak akan terasa indah jika diketahui terlalu dini."

Itulah sepenggal status fb yang bisa diambil pelajaran. Sebagai manusia, kita seringkali diliputi rasa penasaran mengenai masa depan kita. Bagaimana ya nasibku di masa depan nanti, dengan siapa aku akan menghabiskan sisa hidup bersama-sama, dan bagaimana-bagaimana yang lainnya. Keingintahuan yang sangat lumrah. Namun jika berlanjut mendatangi tukang ramal untuk mengetahui peruntungan di masa yang akan datang, tentu sudah tidak dapat dibenarkan lagi. Jika kita sudah tau sejak dini apa yang akan terjadi di masa depan, tentu menjadi tidak menarik lagi.

Tentu tau kan yang namanya horoskop? Itu lho ramalan bintang yang kerap muncul di halaman majalah. Isinya mengenai tebakan nasib kita yang akan kita lalui dalam jangka waktu tertentu. Dulu saat SD hingga awal SMA, saya dan teman-teman sangat menyukai ramalan bintang. Saat ingin membeli majalah, halaman pertama yang dibaca adalah ramalan bintang. Berteriak gembira kalau ternyata ramalannya bernada baik. Serta bermuka masam saat ramalannya tidak seperti yang diharapkan. Alangkah alaynya saya kala itu. 

Sudah jelas bahwa Islam melarang umatnya untk mendatangi tukang ramal, eeeh itu malah membawa tukang ramal (majalah) kerumah. Lha ramalan bintang itu kan buatan manusia, untuk apa dipercaya. Apa yang akan terjadi di masa yang akan datang adalah takdir Allah yang akan lebih indah jika tetap menjadi rahasia. Biarlah kita mengetahui semuanya jika saatnya telah tiba. Menduga-duga tanpa dasar yang jelas justru akan mempengaruhi pandangan kita terhadap masa depan. Seorang kawan pernah berkata, tidak usah repot memikirkan masa depan karena itu belum menjadi hak kita. Uruslah urusanmu hari ini dengan sebaik-baiknya.

Di Balik Kepopuleran Kata 'Galau'

Written on 01:59 by Novi Tata


Teman-temin, gambar di atas adalah hasil utak-atik olah digital menggunakan GIMP. Keliatan banget ya kalau masih newbie. Yang penting keinginan saya untuk belajar cukup kuat (Ohya?). Yaa.. Blog saya ini kan emang tempat curhat-curhat gak jelas, tempat melepaskan unek-unek, tempat menyalurkan hobi saya. Jadi sah-sah aja ya kalau saya majang foto hasil olah digital tapi masih memprihatinkan banget kayak gitu, hehehe. Di tengah kegalauan yang semakin hari semakin menjadi-jadi (ceilah), lebih baik kan saya mencari kegiatan yang bermanfaat. Oia, ngomongin masalah galau, saya jadi ingat salah satu status facebook adik tingkat saya. Tadi pagi saya udah sempet PrintScreen buat kasih lihat image-nya. Nama saya sembunyikan untuk menjaga privasinya.


Serasa ditampar bolak-balik baca status itu. Ngenaa banget. Saya juga ga tau pasti apa definisi galau yang sebenarnya. Setelah melakukan beberapa survei kecil, saya menyimpulkan bahwa galau itu adalah suatu keadaan dimana kita memikirkan suatu hal tetapi sulit untuk membaginya kepada orang lain. Keadaan seperti itu menyebabkan kita merasa tidak tenang, risau, resah, gelisah, dan sebagainya. 

Kembali lagi ke status di atas, saya merasakan benar bahwa saat-saat galau bagi saya adalah ketika saya merasa jauh dari Tuhan. Ibadah menjadi tidak khusyuk lagi, makan tak enak, tidur tak nyenyak. So, intinya obat galau itu caranya dengan semakin mendekatkan diri sama Allah.

Oia teman-temin, kemarin mampir juga ke blog tentang kegalauan. Ada satu artikel yang isinya kira-kira begini, bagaimana kita bisa terus-menerus larut dalam kegalauan sementara orang lain sedang sibuk memikirkan dan berusaha untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Waktu kita kan emang sama ya semuanya. Kalau kita hanya bersibuk ria dengan kegalauan, sementara orang lain sedang berbenah diri untuk jadi lebih baik, jelas kita akan tertinggal. So guys, wake up dari kegalauanmu.. Jangan jadikan jejaring sosial sebagai tembok ratapan yang semua orang bisa membacanya.

GIMP dan Inkscape

Written on 00:53 by Novi Tata

Pfiuuh, seharian ini menggeje dengan mengutak-atik mainan baru. Mainan baru? He iya ini dapet mainan baru yang bisa ngutai atik foto, tapi bukan photoshop. Ini free license, namanya GIMP. Dan ada lagi satu temannya yang juga free license yang namanya Inkscape. Nah kata orang-orang yang udah pada ahli, inkscape ini fungsinya mirip-mirip sama corel draw. Tapi ya namanya free license pasti ada fitur-fitur yang tidak tersedia seperti yang disediakan di corel. Untuk pemula yang sangat abal-abal seperti saya cukuplah. Udah ga sabar nih mau kasih unjuk hasil karya pertama saya, haha.


Saya bukannya suka sama warna hitam putih. Cuma saya memang belum nemuin gimana cara mewarnai gambar, hiks. Kalau agan-aganwati tau, boleh share dunk. Kalau mau buat kaligrafi juga bisa pake inkscape. Oia daritadi saya ngomong tentang free license mulu tanpa ngejelasin apa itu free license. Jadi, software free licence itu bisa digunain oleh siapa aja, dari bapak-bapak, anak-anak, ibu-ibu, mahasiswa, bahkan balita pun boleh asalkan udah bisa mengoperasikan komputer. Gak perlu membayar lisensi produk. Selain itu, software tersebut boleh dikembangkan kalau memang mau mengembangkannya. Istilah kerennya itu, General Public License (GPL).

Kalo ada yang free license, untuk apa beli produk yang berbayar tapi bajakan? Bukannya itu termasuk mencuri ya..? Kalau kita belajar tapi sarana dan prasarananya kurang jelas keabsahan pemakaiannya, terus gimana dong sama ilmunya nanti? Berkah ga ya? Mulai dari diri sendiri, say no to bajakan... Saya yang masih sangat awam di dunia per-software-an udah ngomong macem-macem ni. Haduuh semoga bukan sok tau ya. Jadi, please correct me if i wrong yaa.. cmiiw.

Mau Jadi Apa Saya?

Written on 00:05 by Novi Tata




Sewaktu kecil dulu, saya dan teman-teman lainnya sering ditanya sama bu guru. Anak-anak kalau besar mau jadi apa? Tanpa mikir panjang, semua punya jawaban masing-masing dan nggak ragu-ragu buat menyampaikan cita-cita saat itu. Ada yang mau jadi dokter, jadi pilot, jadi guru, dsb. Pokoknya ga ada keragu-raguan sama sekali atas jawaban saat itu.

Seiring bertambahnya usia yang menurut banyak orang adalah indikator bahwa kita bertambah dewasa, banyak diantara kita yang malah semakin bingung mau jadi apa. Kebingungan itu bisa disebabkan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal misalnya ketidak percayaan diri kalau kita mampu untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Faktor eksternal misalnya dorongan dari orang-orang sekitar yang menginginkan seorang anak untuk menjadi A,B,C. Padahal si anak ingin menjadi X. Saya cukup sering menemukan kasus-kasus seperti itu. Dimana seorang anak di tengah kebingungannya menentukan jurusan pada saat perkuliahan, lantas membuat orang tua memaksakan keinginannya. Setelah berhasil masuk ke jurusan yang diinginkan orang tua, di tengah perjalanan baru merasakan bahwa jurusan yang diambil tidak sesuai dengan minat dan kemampuannya. Maka jadilah si anak pindah dari satu universitas ke universitas lain. Lalu kapan lulusnya?? Saya yakin orang tua mana pun ingin anaknya sukses. Orang tua manapun ingin anaknya bahagia. Tak ada orang tua yang menginginkan keburukan untuk anaknya, 1000 persen tak ada.

Di tulisan kecil saya yang ga ada apa-apanya ini, saya mau bilang sama para orang tua, juga calon orang tua. Kami juga manusia yang punya segudang keinginan yang ingin direalisasikan. Kami ingin didengarkan. Kami ingin dimengerti. Biarkan kami mengembangkan bakat sesuai dengan passion kami. Karena kami tau, melakukan sesuatu yang berlawanan dengan hati nurani hasilnya akan tidak maksimal.

Bolang VS Ngik-ngik

Written on 01:46 by Novi Tata

Belum lengkap rasanya kalau belum cerita-cerita tentang hal-hal yang gue alami beberapa hari ini di blog ini. Beberapa minggu ini gue jadi penunggu kontrakan. Memang begitu nasibnya kalau sekontrakan sama adik-adik kelas semua. Ada yang lagi PKL (Praktek Kerja Lapangan), biasanya di kampus lain disebut KKL (Kuliah Kerja Lapangan). Ada juga yang nyebut KKN, bukan Korupsi Kolusi dan Nepotisme ya, tapi Kuliah Kerja Nyata. Whatever lah mau disebut apa. Tahun ini kampus ngadain PKL  ke Jogjakarta. PKL kali ini terbilang jauh kalau di banding PKL-nya kampus lain. Jakarta-Jogja lumayan jauh lah ya, kagak nyampe kalo jalan kaki, hehehe. Tapi tapi tapi PKL kali ini relatif lebih dekat kalau dibandingin sama PKL tahun-tahun sebelumnya. PKL sebelumnya ada yang ke Bali bahkan sampai ke Palembang juga (Gak kebalik? Bukannya jauhan Bali..). Koq jadi ngeributin jarak, PKL kan bukan ajang untuk jauh-jauhan.

Adik-adik yang lain lagi pulang kampung, kangen-kangenan dulu sama orang tua masing-masing sebelum sibuk sama skripsi. Masa-masa nyelesain skripsi tu bener-bener butuh konsistensi yang kuat, halah. Meskipun ngantuk banget harus tetep terjaga buat nyelesein deadline kalo esoknya harus konsultasi ke dosen pembimbing. Butuh mental yang ekstra kalau hasil kerja semalaman malah dicerca (haha pengalaman..), fisik yang sehat dan butuh untuk mengesampingkan hal-hal yang kita sukai untuk sementara waktu. Skripsi itu harusnya ajang untuk membuktikan diri terhadap ilmu-ilmu yang udah dipelajari selama 7 semester. Koq harusnya? Iya soalnya dulu motivasi besar saya menyelesaikan skripsi adalah untuk lulus saja.. ckckck. Jangan dicontoh ya :D

Hari Sabtu kemarin seperti biasa aku nyuci baju-baju selama seminggu. Pegel. Tapi seneng akhirnya bersih juga baju-bajuku. Pas mau jemur baju di lantai atas, ada seekor kucing yang kupikir sedang tidur. Semakin aku dekati, ternyata dia udah nggak bernafas lagi. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Enggak tau sejak kapan kucing itu ada di balkon bawah jemuran. Sebab matinya kenapa aku juga ga tau. Aku ga hafal sama kucing-kucing yang suka bersliweran di sekitar kontrakan. Yang jelas, satu atau dua ekor lalat udah mulai berdatangan. Ukurannya juga ga bisa dibilang kecil. Guede malah. Aku panik ga tau apa yang harus aku lakukan saat itu (Bahasanyaa :p). Aku gaak berani buat ambil bangkai kucing itu. Mau manggil mang ocha, tapi udah keburu sore. Akhirnya aku putuskan untuk pulang kerumah dulu.

Dirumah aku ceritain itu sama mama, eh si mama jadi panik. Koq ga dibuang sih? Nanti kalau sudah hancur membusuk gimana? Blablabla.. Hari Minggu aku pulang lagi ke kontrakan dengan masih bingung mau diapain bangkai kucingnya. Eh si ngik-ngik temen SMA-ku ngajak jalan, ya lupa lagi deh sama si kucing. Ngik-ngik katanya lagi suntuk dirumah, jadi dia ngajak kemana gitu. Karena waktuku emang lagi luang, yaudah kita ke Islamic Book Fair di Istora Senayan. Kalo weekend pengunjungnya berjubel. Kalau hari kerja pasti lebih sepi. Nyampe sana udah jam 3 sore, kita muter sebentar terus sholat Asar. Ngik-ngik bingung mau beli novel yang mana karena memang bagus-bagus semuanya. Aku si ga begitu tertarik sama novel, aku lebih suka sama buku-buku motivasi. Nah aku liat buku dengan cover merah. Judulnya '6 Hal yang akan Membuat Anda Menderita'.Kayak di bawah ini cover bukunya.

 
Source : Google

Harga normalnya 55000 rupiah, tapi di pameran itu aku bisa bawa pulang dengan harga 15 ribu aja. Murah ya.. Tebalnya sekitar 438 halaman. Lumayan buat temen pengantar tidur, :p 

Sekitar jam 5 sore kita putuskan untuk udahan hunting bukunya. Eh si ngik-ngik laper dan ga mau makan di pinggir jalan. Gue si oke-oke aja asalkan bersih. Ngik-ngik maunya di franchise ayam goreng. Setau gue di daerah senayan itu adanya sensi (Senayan City), yaudah kita kesana. eh ternyata yang paling deket dari GBK (Gelora Bung Karno) itu FX Plaza bukan Sensi. Beneran deh disana kita kaya orang ilang, haha. Jadi inget peristiwa 5 tahun yang lalu pas kita ga jadi makan di salah satu gerai bakso karena harganya ga sama dengan promosi yang ditawarkan. Daan ternyata franchise ayam goreng yang dicari gak ada di FX. Kita akhirnya pulang dengan tangan hampa dan perut mengeroncong,, Ngik-ngik, maafin ane yaa yang kagak bisa jadi tourguide yang baik >.<

Kemarin itu pokonya seneng seharian sama ngik-ngik. Walau pun pas pulang, bis 921 jurusan Melayu-Blok M ga datang juga setelah sekian lama aku menunggu, halah. Satu setengah jam nunggu ga ada juga yang lewat. Pasrah deh akhirnya harus naik busway. Untungnya ga begitu penuh. Tapi tetep aja kaki sama punggung udah ga karuan rasanya. Kalau aja buatan manusia, pasti udah patah.. hehehe. Sampe kontrakan udah ga bisa ngapa-ngapain lagi dan ketiduran (atau sengaja ya) di depan tivi sampe pagi. 

How was a wonderfull day is it. ^^

Ambigram

Written on 00:18 by Novi Tata


Tau yang namanya ambigram? Aku baru tau nih, ckck, kemana aja ya selama ini. Dari hasil browsing, ambigram itu deretan huruf yang membentuk sebuah kata. Nah kata tersebut kalau dirotasi sejauh 180 derajat masih akan membentuk kata yang sama. Contohnya seperti gambar di atas yang merupakan ambigram nama saya. Novi Utami. Kalau dirotasi juga akan tetap sama.Unik ya :) 

Nah gimana cara buatnya? Kalau gambar di atas itu saya dapat dari web ini. Layanan di web tersebut sebenarnya berbayar. Tapi gambar yang di atas itu saya crop pake paint, ^^. Termasuk mencuri gak ya? Yang penting ga ada tujuan untuk mengkomersilkan,.. membela diri bangeet.