Setetes Darah Kita Berguna untuk Mereka :D
Written on 05:39 by Novi Tata
Huuuw kangen sama blogku ini. Dah lama gak nulis, padahal br berapa hari yah. Magangnya masih juga nih, rekor magang terrlamaa dibandingkan angkatan-angkatan lain. Mau bagaimana lagi, ini keputusan pemerintah. Semoga kebijakan moratorium (penghentian sementara penerimaan cpns -red) adalah kebijakan yang tepat untuk membenahi birokrasi di Indonesia.
Semakin lama magang, semakin banyak cerita dan pengalaman yang dirasakan. Berhubung si empunya blog ini malas sibuk, makanya ga bisa nulis setiap hari. Saat ini kegiatanku masih sama seperti tujuh bulan yang lalu, magang di Jalan Dr. Soetomo Jakarta, kagak tau ya? liat Google Maps aja dah. Kerjaan sehari-harinya cuma meng-autis di depan layar komputer.
Kemarin ada kegiatan donor darah di kantor. Temen semejaku, jeng Marlina ngajakin untuk donor, setengah mau setengah enggak, aku ikut aja dulu ke lokasi. Sampai di tempat donor darah di lantai 9, aku memutuskan untuk mencoba donor darah. Sekalian cek golongan darah, masa setua sedewasa ini belum tau apa golongan darahnya. Sampai-sampai kemarin isian golongan darah di e-ktp dikosongin cobaaa. Wes semakin mantap untuk ngisi formulir donor.
Pertama-tama, dicek dulu kadar hemoglobin darahnya. Kalau terlalu rendah, gak boleh mendonorkan darahnya. Selanjutnya cek tekanan darah, alhamdulillah normal. Berat badan? normal kok, hahaha. Ada beberapa calon pendonor yang tidak memenuhi persyaratan. Akhirnya tinggal nunggu pelaksanaan donor dengan sedikit cemas.
Gak lama kemudian, namaku dipanggil, ya itu namaku. Aku bergegas ke tempat transfusi darah, ada seorang mbak-mbak -kurasa dia adalah perawat- yang sedang berusaha menyuntikan jarum transfusi ke lengan ibu-ibu di sebelahku. Ibu itu menyeringai kesakitan, namun darahnya tak kunjung keluar. Ya Allah, rasanya aku pengen lari dari tempat itu, huaa. Kalau lari, pasti diketawain sama orang-orang yang ada disana.
aku : mbak, itu jarumnya kok besar banget?
mbak itu : rileks aja mbak, kalau kecil ya susah dong mbak. *sambil senyum*
aku : mbak, kalau nanti pas suntikan pertama darahnya gak keluar, gak jadi aja ya donornya..
mbak itu : loh kok? nanti saya panggilkan teman saya...
aku : *hening*
Di tengah-tengah proses yang menegangkan itu jeng Marlin datang moto-moto. Nih dia hasil jepretan kameranya, berbakat juga dia jadi fotografer, hahaha.
Mulanya kukira golongan darahku O. Pas periksa Hb kutanya sama petugasnya, aku dengernya B. Lalu pas mau transfusi dicek lagi ternyata A. Halah, rempong bener dah. Setelah sekitar sepuluh menit, proses transfusi darah pun usai. Orang-orang di ruangan sana pada nanya, gimana gak sakit kan? Aku cuma bisa senyum-senyum nahan nyeri. Untung dikasih ganti susu sama roti, jadi gak terlalu sakit banget deh, hahaha.
If you enjoyed this post Subscribe to our feed