Written on 00:12 by Novi Tata
Saya suka jeruk, terutama jeruk mandarin. Jeruk mandarin itu berukuran relatif lebih besar daripada jeruk pontianak. Jeruk mandarin rasanya relatif manis dengan sedikit rasa masam dengan warna kulit orange terang. Saat ini jeruk tersebut dapat dengan mudah didapatkan di sekitar kita. Harganya pun relatif murah.
Selain jeruk, saya juga suka apel. Jenis apel yang saya suka yaitu apel fuji. Kalau kita mau memperhatikan, kadang ada apel yang rasanya gembur dan ada juga apel yang rasanya renyah. Sedikit tips dari saya, supaya dapat apel yang rasanya renyah, sebelum membeli coba di ketuk dulu dengan jari. Kalau ada bunyi nyaring, maka apel itu renyah. Namun kalau bunyinya blep-blep, maka kemungkinan besar apel itu gembur.
Durian juga saya suka. Wanginya itu lho sedap banget. Makanya profil di twitter saya berbau-bau durian. Udah pernah beberapa kali milih durian, selalu aja ga beruntung. Yang ga manis lah, ada yang bagusnya cuma separo lah, huhu ajarin dunk milih durian yang bagus. Kalau boleh dibilang, durian itu buah dari surga lah.. haha.

Allah emang adil, saya suka buah tapi saya gak suka sama sayuran hijau. Kalau lihat temen-temen pada suka sama sayur tu rasanya pengen juga kayak begitu. Untungnya sih masih doyan meskipun gak terlalu suka. Jadi kalau makan tanpa sayuran itu udah biasa. Sebagai gantinya ya saya ganti dengan banyak konsumsi buah-buahan. Berbeda banget sama ibu saya yang gemar banget makan sayuran, mentah ataupun mateng. Sekarang saatnya untuk belajar menyukai sayuran.. :))
Originally posted by :
Posted in
kotrat kotret,
life
|
Written on 23:18 by Novi Tata
Hidup ini ibarat meminum secangkir kopi. Dinikmati saja pelan-pelan. Kalau terlalu cepat meminumnya, lidah kita akan kepanasan. Begitu jug kalau terlalu lambat, kopinya menjadi dingin. Ya kita hanya perlu menikmati hidup ini sesuai ritmenya. Kalau orang jawa bilang, "Ojo kesusu..". Terlalu lambat juga akan membuat kita tertinggal jauh, sementara dunia ini cepat berubah.
Secangkir kopi memiliki berbagai cita rasa di dalamnya, manis dan ada sensasi pahitnya. Hidup ini juga demikian adanya. Banyak hal-hal yang menyenangkan, tak sedikit pula hal-hal yang menyedihkan. Paduan antara keduanya itulah yang membuat hidup kita semakin menarik. Jadi kalau Anda ingin hidup Anda selalu menyenangkan tanpa kesulitan sedikit pun, sama saja seperti Anda ingin meminum minuman yang tak ada pahit-pahitnya sama sekali. Jelas bukan kopi dan rasanya berbeda dengan kopi.
Mulai sekarang, nikmati saja kesulitan-kesulitan yang ada. Bukan berarti diam tanpa mengusahakan jalan keluar yang terbaik atas kesulitan-kesulitan yang Anda alami. Dalam sebuah ayat Al Qur'an juga telah disebutkan bahwa setelah kesulitan ada kemudahan. Tak perlu mengeluh, pasti ada jalan keluar. Kalau pun harus menceritakan kesulitan kepada orang lain, pastikan bahwa orang tersebut adalah orang yang tepat. Tidak usah bercerita kepada setiap orang yang ditemui. Toh tidak semua orang dapat membantu menyelesaikannya. Akan lebih baik lagi kalau bercerita sama Allah saja, mintalah apapun kepada-Nya. Tidak seperti manusia, Allah justru senang kalau hamba-Nya banyak meminta. Orang yang enggan meminta sama Allah bisa dikategorikan sebagai orang yang sombong karena merasa dirinya tak membutuhkan bantuan Allah.
Readers, Let's enjoy our coffee.. ^^
Posted in
life,
motivasi
|
Written on 09:36 by Novi Tata
Sebenarnya saya punya niat untuk menghasilkan paling tidak satu tulisan dalam satu hari. Ah tapi sayangnya saya agak moody, jadi saat mood saya lagi jelek, gak akan bisa nulis apa-apa. Seperti kemarin, tiba-tiba perasaan saya jadi sangat ga enak, mau ngapain juga terasa ga enak, apalagi untuk menulis. Akar permasalahannya sebenarnya sepele, cuma karena SMS yang tak terbalas, hehe. Tapi entah kenapa efeknya begitu besar, hingga menghilangkan semangat beraktifitas bahkan semangat makan. Well, saya akui itu salah satu sifat buruk yang harus saya buang sejauh-jauhnya.
Beberapa hari yang lalu saya tersasar ke blog seorang mahasiswa fikom UGM. Ulasannya mengenai suatu hal cukup komprehensif, tulisan-tulisannya enak dibaca. Salah satunya tentang analogi antara sepatu dan laki-laki. Saya setuju kalau memilih sepatu gak jauh beda sama memilih pasangan. Ga semudah membeli cabai misalnya. Sepatu itu barang yang meiliki dua sisi penting dalam hal pemilihannya. Sepatu yang keren belum tentu nyaman dipakai, begitupun sepatu yang nyaman, ga selamanya selalu keren. Beruntunglah bagi orang-orang yang mendapatkan sepatu yang nyaman, juga keren. Nah sepatu keren itu bisa dianalogikan dnegan laki-laki tampan, ganteng, keren. Sedangkan sepatu nyaman, dianalogikan dengan laki-laki yang mampu memberi kita kenyamanan dengan sikap dan tingkah lakunya.
Semuanya kembali ke diri masing-masing. Mau sepatu yang seperti apa. Meskipun setiap keinginan tidak dapat selalu terpenuhi. Minimal kita punya harapan, meskipun hasilnya ga sebagus yang diharapkan. Paling tidak ya mendekati harapan. Buat apa pula sepatu yang good look, tapi 'menyiksa' pemakainya. Sehabis dipakai membuat kaki lecet-lecet, pegal, dan keluhan lainnya. Lebih baik sepatu yang nyaman dan pantas.Memilih sepatu memang ga selamanya sama dengan memilih pasangan karena kamu dapat membuang sepatu pilihanmu itu kapanpun saat kamu tidak lagi menyukainya. Sedangkan pasangan? Tidak!!
Posted in
life,
opini
|
Written on 11:31 by Novi Tata
It's about the time. Waktu itu sangat istimewa menurut saya. Semua orang di belahan bumi ini memiliki waktu yang sama dalam sehari. Memiliki jumlah hari yang sama dalam satu bulan. Dan memiliki jumlah bulan yang sama dalam satu tahun. Waktu berlaku adil kepada semua manusia. Tidak ada yang lebih cepat, tak ada pula yang berjalan lebih lambat. Tapi sayangnya banyak orang yang tidak adil terhadap waktu. Banyak orang yang tidak menghargai berharganya waktu. Termasuk saya mungkin, huuhu sedih. Saya termasuk koruptor waktu, suka mencuri-curi waktu. Padahal waktu gak akan pernah datang dua kali. Waktu adalah sesuatu yang spesial, sesuatu yang berharga.
Kewajiban kita jauh lebih banyak daripada waktu yang ada. Jadi harus pandai-pandai me-manage sang waktu. Saya jadi teringat sama kisah batu dan toples. Seperti ini ceritanya.
"Seorang guru datang ke kelas dengan membawa toples, batu besar, batu kecil, dan air. 'Hari ini kita kuis!' ujar guru itu dengan gaya cool-nya. Anak-anak muridnya langsung grasak-grusuk karena tidak memiliki persiapan untuk kuis. 'Ehem, kalian tenang aja, kuisnya ga susah kok. Kalian cuma perlu jelasin, apa kira-kira saya maksud saya membawa toples, batu dan air ini ke dalam kelas?'. Anak-anak murid terdiam, dan bingung, sebenarnya jawaban macam apa yang dibutuhkan oleh guru mereka. 'Kalian tidak perlu menulisnya dalam kertas, cukup sampaikan saja, agar yang lain bia mendengarkan. Akhirnya satu per satu anak murid menyampaikan jawabannya. Dari sekian jawaban yang muncul, ternyata tidak ada yang seratus persen tepat. Lalu sang guru mulai berujar.
'Toples ini ibarat waktu yang kalian miliki. Ukurannya tetap, tak bisa ditambah maupun dikurangi. Sedangkan batu-batu ini, ibarat tujuan kalian, goals yang kalian miliki. Batu besar melambangkan tujuan besar, sedangkan batu kecil layaknya tujuan-tujuan kecil kalian. Pasir dan air ibarat tujuan yang lebih kecil lagi. Ketika kalian mendahulukan batu-batu kecil dan pasir kalian masukkan terlebih dahulu ke dalam toples ini, apakah batu-batu besar dapat masuk? Mungkin dapat, tapi tetap saja ada ruang kosong yang tersisa dalam toples. Lalu bagaimana supaya seluruh material ini dapat masuk ke toples tanpa menyisakan ruang kosong? Kalian harus mengisi toples ini dengan batu besar terlebih dahulu, kemudian batu kecil, pasir, kemudian air. Semuanya akan masuk ke dalam toples tanpa ruang kosong yang berarti. Dengan kata lain, kalian harus mengisi hidup dengan tujuan utama terlebih dahulu, baru kemudian tujuan-tujuan lain yang lebih kecil. 'Oke sekarang apa tujuan utama dalam hidup kalian??'. 'Siapkan jawabannya untuk minggu depan.' "
Berkaca pada diri sendiri, sepertinya saya lebih banyak mengisi hidup ini dengan hal-hal yang tidak begitu penting, hal-hal yang cenderung tidak menuju kepada pencapaian tujuan yang saya miliki. Ibaratnya, saya ingin pergi ke Bali, tapi saya malah menyebrang lewat Bakauheni. Saya harus meluruskan arah, supaya tujuannya lebih mudah tercapai. Anyway, I love this life :)
Posted in
life,
motivasi
|
Written on 05:41 by Novi Tata
Status saya saat ini yaitu sebagai seorang anak, seorang mahasiswa, seorang teman, seorang tetangga, seorang hamba, dan beberapa tahun lagi insyaAllah akan menjadi seorang pegawai, seorang rekan kerja, seorang istri, seorang ibu, seorang menantu, seorang kakak/adik ipar.. hmm can't wait till that moment :)
Dengan berbagai atribut yang telah saya sebutkan tadi, tentunya saya ingin memerankan setiap peranan yang telah saya sebutkan tadi dengan sebaik mungkin. Saya berusaha menjadi mahasiswa yang baik, saya berusaha menjadi anak yang baik, sebagai seorang teman pun saya ingin mejadi teman yang baik, tetanggga yang baik, hamba yang baik, pegawai yang baik, rekan kerja yang baik, istri yang baik, ibu yang baik, menantu yang baik, adik/kakak ipar yang baik,... hmm saya berusaha.
Saya akan sangat sedih ketika orang tua saya menyesal telah memiliki anak seperti saya, ketika Tuhan saya menyesal memiliki hamba seperti saya, ketika seorang teman menyesal memiliki teman macam saya, ketika suami merasa menyesal telah menikahi saya dan terlebih ketika anak saya menyesal telah lahir dari rahim ini. Ya Allah ya Tuhan, jangan sampai hal itu terjadi. Sedini mungkin saya akan belajar bagaimana memerankan setiap peranan saya dengan sebaik mungkin.
Posted in
kotrat kotret,
life,
motivasi
|