Harga Sang Waktu
Written on 11:31 by Novi Tata
It's about the time. Waktu itu sangat istimewa menurut saya. Semua orang di belahan bumi ini memiliki waktu yang sama dalam sehari. Memiliki jumlah hari yang sama dalam satu bulan. Dan memiliki jumlah bulan yang sama dalam satu tahun. Waktu berlaku adil kepada semua manusia. Tidak ada yang lebih cepat, tak ada pula yang berjalan lebih lambat. Tapi sayangnya banyak orang yang tidak adil terhadap waktu. Banyak orang yang tidak menghargai berharganya waktu. Termasuk saya mungkin, huuhu sedih. Saya termasuk koruptor waktu, suka mencuri-curi waktu. Padahal waktu gak akan pernah datang dua kali. Waktu adalah sesuatu yang spesial, sesuatu yang berharga.
Kewajiban kita jauh lebih banyak daripada waktu yang ada. Jadi harus pandai-pandai me-manage sang waktu. Saya jadi teringat sama kisah batu dan toples. Seperti ini ceritanya.
"Seorang guru datang ke kelas dengan membawa toples, batu besar, batu kecil, dan air. 'Hari ini kita kuis!' ujar guru itu dengan gaya cool-nya. Anak-anak muridnya langsung grasak-grusuk karena tidak memiliki persiapan untuk kuis. 'Ehem, kalian tenang aja, kuisnya ga susah kok. Kalian cuma perlu jelasin, apa kira-kira saya maksud saya membawa toples, batu dan air ini ke dalam kelas?'. Anak-anak murid terdiam, dan bingung, sebenarnya jawaban macam apa yang dibutuhkan oleh guru mereka. 'Kalian tidak perlu menulisnya dalam kertas, cukup sampaikan saja, agar yang lain bia mendengarkan. Akhirnya satu per satu anak murid menyampaikan jawabannya. Dari sekian jawaban yang muncul, ternyata tidak ada yang seratus persen tepat. Lalu sang guru mulai berujar.
'Toples ini ibarat waktu yang kalian miliki. Ukurannya tetap, tak bisa ditambah maupun dikurangi. Sedangkan batu-batu ini, ibarat tujuan kalian, goals yang kalian miliki. Batu besar melambangkan tujuan besar, sedangkan batu kecil layaknya tujuan-tujuan kecil kalian. Pasir dan air ibarat tujuan yang lebih kecil lagi. Ketika kalian mendahulukan batu-batu kecil dan pasir kalian masukkan terlebih dahulu ke dalam toples ini, apakah batu-batu besar dapat masuk? Mungkin dapat, tapi tetap saja ada ruang kosong yang tersisa dalam toples. Lalu bagaimana supaya seluruh material ini dapat masuk ke toples tanpa menyisakan ruang kosong? Kalian harus mengisi toples ini dengan batu besar terlebih dahulu, kemudian batu kecil, pasir, kemudian air. Semuanya akan masuk ke dalam toples tanpa ruang kosong yang berarti. Dengan kata lain, kalian harus mengisi hidup dengan tujuan utama terlebih dahulu, baru kemudian tujuan-tujuan lain yang lebih kecil. 'Oke sekarang apa tujuan utama dalam hidup kalian??'. 'Siapkan jawabannya untuk minggu depan.' "
Berkaca pada diri sendiri, sepertinya saya lebih banyak mengisi hidup ini dengan hal-hal yang tidak begitu penting, hal-hal yang cenderung tidak menuju kepada pencapaian tujuan yang saya miliki. Ibaratnya, saya ingin pergi ke Bali, tapi saya malah menyebrang lewat Bakauheni. Saya harus meluruskan arah, supaya tujuannya lebih mudah tercapai. Anyway, I love this life :)
If you enjoyed this post Subscribe to our feed