Written on 21:01 by Novi Tata
Entah kenapa, gue yakin kalau semua wanita itu cantik, xoxo. Meskipun sering banget kita denger bahwa cantik itu relatif. Semua wanita cantik dari sisinya masing-masing. Kalaupun ada wanita yang ga cantik secara fisik, pasti ada sisi-sisi yang membuat dia cantik. Misalnya aja fisiknya ga cantik, namun di sisi lain dia sangat penyayang sama anak-anak atau dia jago banget memasak makanan yang enak.
Kemaren jadi jalan-jalan ke Pasar Buah Angke sepulang magang. Dari Stasiun Kemayoran naik kereta api jurusan Rangkas Bitung, sekitar empat stasiun dari Kemayoran, itulah Stasiun Angke. Sampai di Angke, gue bingung mau jalan ke arah mana. Ungkapan malu bertanya sesat di jalan rupanya tepat juga. Gue nanya sama bapak-bapak yang jalan di depan gue. Dia bilang, keluar stasiun Angke langsung ada pasar buah. Gue sampai sana sekitar jam setengah enam. Jadi belum begitu ramai pasar buahnya. Beraneka macam buah ada disana, jeruk Bali, jambu air, mangga, belimbing, dan lain-lain. Berdasarkan informasi yang gue dapat dari hasil browsing, pasar ini semakin malam akan semakin ramai oleh pedagang buah.
Oia gue ga sempet jeprat-jepret di pasar buah angke. Langsung balik lagi ke stasiun untuk kembali ke Kemayoran. Pas banget ada kereta tujuan Jatinegara pas gue sampai di stasiun. Gue naik di gerbong khusus wanita. Inilah kenapa gue punya ide untuk menulis tentang cantik. Loh? Iya di gerbong khusus ini ada iklan lotion kulit yang isinya gini : "Kamu rela kasih tempat dudukmu? Pasti hatimu secantik kulitmu". Hahahay. Kalau begitu mah orang-orang pada rebutan untuk ngasih kursi. Kan orang-orang suka dibilang cantik.
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa don't judge a book by it's cover. Gue ga sepenuhnya setuju sama ungkapan itu. Bagaimana coba mau tertarik sama sebuah buku yang covernya kayak cover buku kuno. Mungkin hanya para pecinta buku kuno kali ya.. xoxoxo. Nah makanya cantik hati itu penting dan cantik fisik itu perlu. Cnatik fisik yang gue maksud disini adalah bagaimana cara kita berpenampilan, bukan bagaimana bentuk fisik karena itu sudah given dari Allah yang tak boleh diubah-ubah kecuali dengan alasan medis.
|
Written on 01:53 by Novi Tata
|
Perahu Kertas |
Walaupun sudah hidup di dunia selama puluhan tahun, sampai saat ini aku tak pernah bisa mendefinisikan perasaan semacam ini. Yang aku tau, aku hanya ingin selalu dekat dengannya, ingin selalu menjadi orang pertama baginya di saat-saat tersulit dalam hidupnya. Sedetik saja tak ada kabar darinya, rasanya hidup menjadi gundah tak beralasan. Mungkin terlalu terburu-buru kalau aku menyebut ini cinta, tau apa aku tentang cinta. Kata Ti Pat Kai dalam serial Sun Go Kong, dari dulu beginilah cinta, deritanya tiada akhir. Akan tetapi benarkah bahwa derita cinta memang tiada akhir? Aku tak mau menderita karenanya kalau memang boleh memilih.
Kalau saja rindu ini bisa dibungkus, akan kubungkus bersama sebongkah batu kemudian kulemparkan kepadamu. Agar kaupun tau bagaimana rasanya merindu. Perahu kertas yang cantik, please jaga dirimu agar kau dapat menyampaikan rinduku ini padanya.
|
Written on 08:56 by Novi Tata
Hari ini melelahkan sekaligus menyenangkan. Apa pasal? Hari ini banyak jalan-jalan. Cuma tiga tempat sih dan kesemuanya itu dekat sama kosan di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. Hari ini tetep ngantor di daerah Pasar Baru yang juga relatif dekat sama kosan. Seperti biasanya pagi ke kantor dan menjalani rutinitas sebagai calon pegawai yang sedang magang di sebuah instansi pemerintah. Hari ini ternyata ada rapat para pengembang sistem yang sedang dibangun di unit kerja kami. Namun hari ini aku ga bawa laptop ke kantor, padahal semua kerjaanku ada disitu. Jadilah aku sebagai pendengar yang baik di ruang rapat.
Menjelang makan siang, temen SMS minta dianter cari kado untuk teman yang akan menikah pada 1 Juli nanti. Akhirnya kami berangkat pukul setengah satu menyusuri jalanan ibukota yang puanase pol. Dia mau cari mug pasangan gitu. Ada tapi warnanya kurang begitu bagus, gak jadi beli deh. Nah ini dia suasana jalanan di Pasar Baru di siang hari. Setelah muter-muter dan menyusuri jalan sepanjang Pasar Baru, kami tidak
menemukan barang yang kami cari, hiks. Jadinya siang tadi cuma
ngelemesin kaki ke Pasar Baru.
|
Pasar Baru Road |
Sehabis jam istirahat, sekitar jam 2 siang aku kembali ke kantor. Hmm, ini sebenernya semacam korupsi waktu yah, bukannya masuk kantor sehabis jam istirahat itu jam 1? Hoho, mumpung masih jadi anak magang. Makan siang kemudian melanjutkan rapat, hhe cuma ikut-ikutan meramaikan ruang rapat aja ding. Rapatnya agak molor sampai jam setengah 5 sore. Sepulang kantor mampir ke Golden Truly. Ternyata baterai hape habis padahal ada janji sama temen buat makan di angkringan Garuda. Akhirnya numpang ngecas hape di Baskin Robin, huaaa.. Pas aku lihat harga-harga es krim disana, muahal ya ternyata sodara-sodara. Satu cup ice cream dipatok dengan harga 44k. Jiaah jauh beda sama es krim di minimarket. Sudahlah yang penting si abangnya baik banget memperbolehkan aku ngecas hape disana.
Jam 7 malem jalan ke angkringan. Tempatnya lumayan enak lah.. Tepat di perempatan lampu merah sebelah stasiun Kemayoran kalau dari arah Pasar Baru. Sayangnya nyamuknya buanyak banget. Oia FYI, kalau siang angkringan ini adalah sebuah bengkel. Hmm, kalau malam disulap jadi tempat makan. Keren juga yah idenya. Ni liat deh hasil jepretannya, agak burem emang.
|
Seporsi Sego Kucing dan Pelengkapnya |
Setibanya di angkringan, aku memesan dua bungkus nasi kucing isi teri (price 2k/bungkus), satu tusuk ati ampela -makan ati dong, hhe- (price 2,5k/tusuk), satu tusuk telur puyuh (2,5k/tusuk), dan segelas es teh manis (3k/gelas). Jadi total belanjaanku adalah 12k. Oia setelah milih-milih apa aja yang ada disana, mas pelayannya langsung menwarkan apakah nasi yang kita beli itu mau dihangatkan dulu atau tidak. Gak hanya nasi, semuanya dihangatkan terlebih dahulu. Pilihan isi sego kucingnya ada tiga yaitu sego isi tongkol, sego isi teri, dan sego isi orek tempe. Katan temenku si puput sih enakan sego isi tongkol, menurutku lebih enak isi teri.
Tujuan berikutnya, Pasar Buah Angke. Tunggu liputannya ya, hahay. :D
|
Written on 08:42 by Novi Tata
Hidup gue jadi dekat banget sama perkereta apian. Maklum rumah orang tua ada di daerah cisoka, Tangerang Barat. Ceman-ceman mesti menganggap kalau yang namanya Tangerang itu sangat dekat dengan Jakarta. Memang Kabupaten Tangerang berbatasan langsung dengan ibukota negara kita, Jakarta. Namun karena rumah orang tua saya ada di Tangerang sebelah Barat. Secara otomatis, Tangerang juga berbatasan dengan Kabupaten Serang di sebelah baratnya.
Sempet terpikir untuk pulang pergi Jakarta-Rumah, namun apadaya ternyata juauh banget. Pas hari Jum'at ngobrol-ngobrol sama temen seangkatan yang juga rumahnya searah, namanya Darma, dia di daerah Parung Panjang. Dia setiap hari berangkat dari rumahnya jam setengah 5 pagi sebelum adzan Subuh berkumandang. Sholat Subuhnya ditunaikan di masjid dekat stasiun. Hmm, perjuangan emang.
Nah aku rasanya pengen juga pulang pergi seperti itu. Langsung ku SMS ibu, "Ma, bulan depan aku pulang-pergi aja ya, gak kos.. blablabla..". Si ibu bilang dicoba saja dulu dua hari, lalu baru diputuskan. Hmm dasar sifat-ku rada-rada ngeyel, "Kalo udah niat pasti bisa deh ma". Si ibu udah biasa sama sifat jelek anaknya ini. Kemudian tadi pagi jam tiga dinihari alarm-ku bunyi, ku snooze beberapa kali hingga jam setengah 4 pas aku bangun. Byurrr, mandi pagi-pagi buta dingin banget, tapi seger. Beres-beres dan dibawain bekel sama mama. Jam 4 pagi berangkat karena pas lagi berhalangan sholat juga. Subuhnya padahal jam setengah lima lewat sepuluh menit. Di jalan ternyata belum ada oraaang. Eh ada ding cuma satu-satunya. Untung ibuku baik, jadi aku di anter *selalu saja merepotkan orang tua, hzzz*. Setelah 10 menit sampai di pemasaran tempat angkot lewat, ga ada angkot ke arah stasiun tigaraksa. Semakin ketar-ketir aja mengingat jadwal kereta kan udah fix. Ga peduli calon penumpangnya udah sampai stasiun atau belum. Sejurus kemudian ada sepasang lampu yang beriringan, menandakan bahwa itu adalah angkot, haha. Betul ternyata angkot, namun setelah semakin dekat dan kuperhatikan dengan seksama, ternyata angkot itu membawa gunungan chiki dan makanan ringan hasil belanjaan seorang ibu dari pasar cisoka. Aku langsung membatin, "Berapa lama menurunkan chiki sebanyak setengah angkot? 10 menit? 15 menit?". Huah sudah sudah, gak akan mungkin terkejar kereta pertama. Kulirik sudut hape bututku, sudah mengarah ke angka 4. Setengah lima kurang sepuluh. Sementara kereta pertama itu datang di stasiun tigaraksa pukul setengah 5. Impossible dapet kereta itu kecuali dia terlambat. Kemudian aku setengah berbisik ke arah ibu, "Ma, kosannya lanjut aja bulan depan". Ibu cuma bisa senyum lega, anak perempuannya ini sedikit ngeyel kalau belum membuktikan sendiri apa yang diyakininya, meskipun kadang sering salah. Akhirnya kuputuskan pulang dan melanjutkan tidur yang tertunda dan tidak magang. *zzzz*
Jadi inget kejadian beberapa tahun silam. Waktu itu aku masih kuliah di PTK Jakarta. Kalau ada hari libur, aku selalu pulang. Soalnya ada wejangan dari kakak tingkat untuk sering-sering pulang selama masih bisa pulang. Meskipun hari sudah agak malem, biasanya aku tetep pulang. Ibu sih seneng kalau anaknya ini pulang kerumah. Mungkin karena agak malem, jadi biasanya ibu bilang lebih baik pagi aja. Secara cewek manis gini malem-malem ada di jalan kan bikin cemas..hohoho. Nah entah kenapa waktu itu aku dari Lipo Supermall, mungkin jalan-jalan aja. Dulu kerjaanku sebagai mahasiswa dan tukang ngabisin duit. Eeh baru tau sekarang kalau cari duit itu susah, haha, tobat deh. Dulu itu aku nekat banget bawa uang pas-pasan kemana-mana. Biasanya aku tenang karena ada uang di ATM. Entah kenapa pas hari itu ATM-ku ketinggalan. Jam di hape udah mengarah ke angka sembilan. Shuttle bus yang warna kuning ke citra raya dan balaraja tinggal satu. Uang yang kubawa kan pas-pasan, kubayar shuttle bus itu 10 ribu. Kupikir kan itu jurusan Balaraja, eh ternyata bukan sodara-sodara. Itu ke Citra Raya. Uangku akhirnya tinggal 3 ribu kalau gak salah. Itu untuk melanjutkan perjalanan dari Citra Raya ke Balaraja. Nah dari Balaraja ke rumah apaa? Untung waktu itu udah ada hp, dan ada pulsanya meskipun seadanya, haha. Ku SMS mama, "Ma, uangku habis. Skrg lagi naik angkot ke arah Kirana. Gimana ni?". Berani-beraninya ya naik angkot tanpa uang. Tanggapan mama sangat responsif banget, "Sekarang km dimana? Yaudah mama tunggu di pemasaran. SMS kalau udah nyampe". *terharu dan sedikit lebih tenang*
Ketika sampai di depan pemasaran, ternyata mama sudah ada disana dengan ongkos yang sudah disiapkan untukku. *berkaca-kaca*. Pas aku turun dari angkot itu, mama dengan sigap langsung memberikan uang itu kepada sopir angkot. *plong*. Tapi taukah, mama jalan kaki dari rumah ke pemasaran, jaraknya ga deket bahkan relatif jauh. :/ Selalu bikin repot orang tua, tapi sebenernya orang tua gak pernah merasa direpotkan.
Lalu, pengorbanan besar apa yang sudah kita lakukan untuk ibu kita, kawan?
|
Written on 07:33 by Novi Tata
Subdirektorat publikasi dan kompilasi statistik. Ya sudah dua bulan aku ada disini. Rasanya? Campur-campur. Sebagaimana anak magang pada umumnya yang tidak memiliki banyak hal yang harus dikerjakan. Namun disini kami diminta membantu mengembangkan aplikasi web sistem informasi publikasi.
Koding itu sesuatu hal yang gimanaa gitu. Dibilang suka ya enggak juga, dibilang gak suka ya sedikit suka. Lulusan KS (Komputasi Statistik sebuah PTK di Indonesia) selalu diidentikan dengan dunia koding. Ya memang gak salah juga pandangan seperti itu. Well, dengan bersusah payah ngoding minta dikodingin sama master-master koding di angkatanku, akhirnya program bisa hampir selesai juga. Nah makanya kalau ditanya seluk beluk kodingan gue master-master itu, aku agak sedikit bingung, hahaha.
Proporsi antara koding dengan main-main selama magang jelas lebih banyak main-mainnya. Baik main-main di dunia nyata sampai main-main di dunia maya, surfing sana-sini. Beruntung di kantor disediakan fasilitas wi-fi meskipun akses jejaring sosial di blok. Hhe yaiyalah masa jam kerja mau mainan fb dan twitter. Bisa sih diakses pakai modem kalau modemnya lagi gak ngambek.
Lalu ada apa sih di subdit publikasi? Unit kerja yang ada di gedung 2 lantai 3 kompleks BPS ini ya tugas dan fungsi pokoknya mengelola publikasi, baik yang tercetak maupun softcopy. Nah disinilah tempat orang-orang yang ahli mendesain cover dan me-layout sebuah publikasi agar sedap dipandang mata. Kalau masalah grafis, serahkan saja pada mereka.
Beberapa waktu yang lalu bahkan diadakan sharing ilmu dari mereka mengenai desain grafis. Aku yang kemampuan grafisnya masih payah ini tentu aja senang ada pelatihan semacam itu. Lumayan kan daripada lumanyun, wkwkk. Pelatihan grafis ini terdiri dari pelatihan animasi flash, photoshop, dan adobe illustrator. Dari ketiga pelatihan itu semuanya keren-keren, bikin aku berdecak kagum. Namun dari tiga itu, photoshop yang paling ga asing karena selama ini pakai dikit-dikit. Sementara itu, adobe illustrator juga keren. Namun karena basic-nya sama sekali ga ada, aku ketinggalan jauh pas prakteknya. Apalagi ada masalah sama installer cs3-nya di laptop. Huhu makiin ketinggalan jauh. Orang-orang udah sampai Afrika gue masih di Jakarta. Usut punya usut ternyata di laptop udah ada dream weaver cs3 sehingga ada semacem bentrok gitu pas mau di install. Huuhhu mana flash player di laptop udah keburu di uninstall. Jadi sekarang gabisa yutuban. >.<
Ya beruntung bisa dapat ilmu-ilmu semacam itu yang tidak diajarkan selama perkuliahan karena emang notabene bukan jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual). Pengen belajar semuanyaa, tapi sekarang mau ngoprek photoshop dulu dengan tools yang disediakan. Selanjutnya nanti belajar illustrator. Siji-siji disik lah yo, biar fokus :))
|
Written on 19:11 by Novi Tata
Kalau udah buka halaman entri baru di blogspot ini suka bingung dan gak fokus deh mau nulis apa. Padahal kalau lagi ga buka halaman ini, banyak banget ide yang pengen ditulis. Hmm apa perlu ya kemana-mana bawa mini notebook (buku catatan kecil). Kemarin ada tuh sale mini notebook di gramedia, eh pas tadi datang lagi kesana udah gak ada. Penyesalan emang selalu datang belakangan.
Ilmu hari ini, ternyata eh ternyata membantu orang lain adalah sarana untuk mempermudah diri sendiri di masa yang akan datang. Jadi maksudnya kalau kita membantu orang lain saat ini, maka di waktu yang akan datang akan ada saatnya kita dipermudah langkahnya oleh Allah, bisa melalui perantara orang lain. Gak harus orang yang pernah ditolong sebelumnya. Yakin bahwa gak pernah rugi menolong orang lain. Bentuk-bentuk pertolongan juga macem-macem yah gak dijelasin disini, heheh.
Mau cerita ah tentang wawancara kemarin. Jadi ada temenku yang kasih tau bahwa ada perusahaan TV Kabel yang lagi butuh tenaga kerja sebagai call center di daerah Slipi, Jakarta Barat. Gak pake lama, aku buat CV dan bergegas menuju kesana. Setelah nanya sana-sini sama petugas busway akhirnya sampai juga di Capitol Building. Aku kesana hanya membawa selembar CV (Curiculum Vitae). Jangankan aplikasi lamaran, transkrip nilai atau pas foto, map pun tidak. Haha dasarr. Soalnya di keterangan yang ada di twitter cuma diminta bawa CV, ya bener-bener cuma itu yang dibawa. Kurang inisiatif yee.. :p
Baru ngeh dan menyetujui bahwa mencari pekerjaan memang tidak mudah. Eh ya tergantung juga sih sama orangnya. Kalau orangnya capable dalam berbagai bidang, insyaAllah banyak perusahaan yang mebutuhkan kok. Dari pas nyerahin CV sampe waktu wawancara tu jaraknya sekitar 2 jam, beughh lama ga tuh? Duduk terbengong-bengong gak jelas. Dan aku anaknya gak begitu suka sksd sama sesama pelamar.. hohoo. Pas tiba gilirannya wawancara, eh cuma 5 menit aja. Pengalaman berharga.
Jadi semakin bersyukur karena tak perlu repot-repot mencari pekerjaan selepas kuliah. Yah meskipun keinginan untuk berwirausaha secara mandiri selalu menghantui. Namun kalau untuk kerja untuk orang lain, rasanya enggak deh. Hohoo songong mode :p.
|
Written on 08:40 by Novi Tata
Hari Minggu siang rasanya cepet banget datangnya. Aku belum puas menghabiskan waktu dirumah dan emang gak akan pernah puas. Rumah emang tempat terbaik dan ternyaman menurutku. Hehe gimana gak nyaman, pagi-pagi udah disiapin sarapan sama teh manis hangat sama ibu. Dimana-mana orang pulang kerumah kan katanya mau berbirrul walidain yah, ini mah apaa. ckckck. Nanti siang mau dimasakin apa? tanya si mama. Hiaah harusnya kan sekali-sekali pulang, aku yang masakin buat mama. Eh tapi enak juga sih dimasakin. Nah inilah sebabnya kenapa aku gabisa-bisa masak. Masak aer, telur ceplok sama mie instan sih bisa. Gosong-gosong dikit lumrah kali.. :P
Saat untuk kembali ke kosan sebenarnya sesuatu yang cukup berat. Si mama sebenarnya nyaranin untuk berangkat pagi-pagi buta dari rumah. Wah tapi itu susah bray.. Bayangin, sebelum adzan subuh harus bangun dan membuka mata dengan siraman air, mandi maksudnyaa. Apalagi air di rumah relatif lebih dingin kalau dibandingkan sama air di kosan. Udah gitu harus buru-buru ke stasiun atau ke terminal supaya ga kesiangan. Biasanya kalau hari Senin angkutan umum penuh banget sama orang-orang yang emang pulang seminggu sekali macem aku ini. Naik bis sempit, naik kereta api sama aja. Wes aku lebih baik pergi ke kosan hari Minggu aja.
Namun hari Minggu pun, kalau gak pas perhitungannya juga samaa. Seperti kereta api yang tadi sore aku tumpangi. Penuhnyaa.. Apalagi aku gendong tas ransel yang mayan berat. Semula aku mau turun di stasiun Kampung Bandan. Namun karena terlalu penuh dan gerah banget, aku memutuskan turun di stasiun Serpong. Tadi pas naik kereta yang sempit itu, aku sama seorang mbak-mbak emang gak beli karcis (ini jangan ditiru ya). Soalnya pas kami datang, pas banget juga kereta itu datang. Jadi kami bayar di atas, hahaha.. Perbuatan yang tidak dibenarkan oleh undang-undang :P
Pas turun di stasiun Serpong, aku harus beli tiket dulu soalnya wilayah Serpong ke Jakarta udah masuk wilayah yang cukup tertib. Gak lucu kalau harus diturunin di tengah jalan. Alhamdulillah kereta rel listrik (KRL) dari Serpong langsung berangkat ga lama setelah kereta sempit itu pergi. Perjalanannya pun lumayan nyaman. Sampai di Tanah Abang yang merupakan salah satu stasiun kereta api yang cukup besar di Jakarta, aku pun harus melanjutkan perjalanan ke Stasiun Kemayoran.
Untuk menumpang kereta commuter line jurusan Stasiun Jatinegara yang melalui Stasiun Kemayoran, aku harus pindah ke jalur 2 di Tanah Abang. Semenjak turun dari KRL Serpong emang perutku udah terasa kurang nyaman, semacam kembung dan nyeri gitu. Kupikir itu ada hubungannya sama maag. Di Jalur 2, ternyata ruame banget sama orang-orang yang pada mau pulang ke Solo, kalau gak salah mereka mau naik kereta Bengawan Solo. Ada yang duduk di kursi-kursi, ada juga yang duduk lesehan dengan alas koran, khas sekali orang yang mau pulang kampung. Jadi mikir, kapan ya terakhir kali aku pulang ke kampung halaman bapak sama ibu? Oia, di atas tempat duduk peron kereta api, diputar video clip seorang artis wanita dengan balutan baju seadanya. Entah apa yang ada di pikiran para laki-laki yang menontonnya.
Di tengah banyaknya orang-orang itu, ada beberapa pasangan suami istri muda yang membawa bayi mereka. Mereka terlihat sangat bahagia, meskipun kelihatan repot juga. Rasa sakit perutku ternyata belum usai, angin di peron jalur 2 cukup kencang menampar-nampar wajahku. Rasa sakit di perutku makin menjadi-jadi, sementara kereta commuter line yang kunanti tak kunjung datang. Pas kereta datang, sepertinya konsentrasiku buyar sehingga entah bagaimana kupikir kereta itu tidak lewat Stasiun Kemayoran. Huaa, analisa yang ngawur, totally ngawur. Aku menunggu kereta commuter line berikutnya sementara orang-orang yang sangat banyak tadi sudah tak di tempatnya, mereka sudah memasuki gerbong Bengawan Solo. Aku masih pusing dan merasakan perutku yang sedang minta perhatian. Berkali-kali kutanyakan pada petugas apakah masih ada kereta ke Kemayoran. Masih banyak mbak, jawabnya.
Pemberitahuan kedatangan kereta terdengar dari pengeras suara. Kereta tujuan Stasiun Jatinegara akan segera datang. Namun aku masih tetap pada kebingunganku. Apakah kereta itu akan melewati Stasiun Kemayoran? Ah seperti pertanyaan orang linglung. Dalam kondisi masih bingung, aku tetap naik commuter line itu sambil kupikir lagi. Ternyata benar kereta itu lewat Stasiun Kemayoran. Pokoknya pertanyaanku kepada orang-orang tadi seperti orang yang baru pertama kali naik kereta jurusan Kemayoran. Ah entahlah, tapi aku tadi benar-benar bingung. Alhamdulillah akhirnya sampai di Jakarta dengan selamat (Selamat bukan nama orang ya :D).
Dari Stasiun Kemayoran tinggal berjalan kaki santai sekitar 10 menit ke kosanku. Dari kamar kosku yang mungil bahkan terdengar suara kereta api dan palang pintu kereta. Xoxo.. Well, ini ceritaku, apa ceritamu? :D
|
Written on 21:20 by Novi Tata
Siapa bilang jualan lewat dunia maya itu mudah? Mungkin hanya kelihatan mudah. Terlihat santai dan uang terus mengalir ke rekening. Namun yang terjadi tidaklah seperti itu. Dalam berinteraksi dengan calon pembeli di dunia maya, mereka butuh penjual yang bisa dipercaya. Pada umumnya kan penjual dan pembeli berada pada jarak yang saling berjauhan. Kondisi barangnya pun hanya bisa dilihat melalui gambar. Di jaman yang serba canggih ini, sebuah gambar yang tadinya biasa-biasa saja bisa dirubah sedemikian rupa sehingga terlihat begitu 'wah'.
Rasululullah juga dulunya pedagang. Beliau kalau mau menjual sesuatu yang memiliki sedikit cacat atau kekurangan, beliau akan memberitahukannya kepada pembeli. Berbeda banget ya sama jaman sekarang yang marak banget aneka jenis tipu-tipu. Oleh karena itu, kepercayaan pelanggan adalah sesuatu yang sangat penting untuk dijaga. Jangan sekali-kali menggunakan unsur penipuan karena secara tidak sadar, Anda sedang menghancurkan bisnis yang sedang berusaha dibangun.
Pedagang online itu memang terlihat santai duduk di depan laptopnya sehari-hari. Namun, mereka harus memastikan barang pesanan pelanggan sampai dengan baik dan tepat waktu. Belum lagi jika ada salah kirim, harus diulang lagi prosesnya dari awal. Kalau kita melihat seorang pedagang online begitu sukses dengan bisnis yang digelutinya, semua itu tentu aja butuh proses yang panjang dan melelahkan. Jangan melihat hasilnya saja, liatlah bagaimana prosesnya.
Menurut pandangan gue pribadi, membuka toko offline itu lebih mudah namun membuka toko online jauh lebih enak. Lebih enak kalau benar-benar diseriusi, bukan hanya sekedar buka dan dibiarkan begitu saja. Pola pendekatan kepada target pasar juga penting, tapi yang ini gue belum tau ilmunya.. haha. Kemudian packaging juga salah satu aspek yang cukup penting. Pelanggan pasti akan lebih senang kalau kemasan produknya lebih eye-catching.
|
Written on 02:04 by Novi Tata
Ada yang baru nih, hayoo apa coba? Yap tampilan blog ini. Setelah sekian lama terlihat gak keurus dan cukup muram. Because everything is change, so my blog also change. Xoxo, kurang nyambung. Sengaja pilih warna cerah dan ngejreng gini biar yang baca dan yang kesasar kesini bisa lebih ceria dan bisa lupa sama masalahnya untuk selamanya sementara. Terus lihat di pojok kiri bawah, ada es krim vanila, muffin, dan teman-temannya. Biar yang baca jadi lapar, hhe.
Ya blog ini merupakan sedikit curhatan hati seorang gadis di tengah perjuangan hidupnya (halaah :P), pemikiran-pemikiran pribadi yang belum tentu kebenarannya, dan beberapa hasil karya gue. Sehabis baca blog teman di
sini, jadi mikir apa sih passion gue. Parahnya gue seringnya menyukai sesuatu sementara aja. Misalnya saat ini lagi suka desain-desain sama bikin
handycraft. Misalnya di lain waktu nanti gue suka sama masak (belum pernah suka masak). Kalau kayak gitu termasuk passion bukan ya? Sifatnya cuma
temporary, not
permanently.
Kemarin sempet di ajak belajar jahit sama temen seangkatan. Pengen sih bisa menjahit, bayangin, lucu kan kalau pas punya anak nanti kita bisa bikinin baju buat dia. Apalagi kalau anaknya perempuan, pasti unyuu deh. Sempet bikin pola baju, tapi agak membosankan ya. Mungkin kalau udah praktek lebih seru.
Ternyata kerja di kantor itu membosankan ya. Pagi-pagi harus pindah tidur datang ke kantor tepat di jam yang udah ditentukan. Kalau telat, dipotong ini itu. Dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore harus stay di kantor. Hingga akhirnya harus absen lagi. Bayangkan untuk ke sekian kalinya, hal yang sama terjadi selama berpuluh-puluh tahun. Masih mending kalau situasi kantor menyenangkan, waktu berlalu begitu saja tanpa terasa. Namun jika yang terjadi adalah sebaliknya? Pasti waktu terasa melambat. Punya usaha sendiri emang lebih enak #eh.
Iya gue tau, jaman sekarang ini susah mencari pekerjaan, apalagi pns. Apalagi terikat sama ikatan dinas, wes, gak bisa berbuat banyak. Sempet terfikir juga loh untuk pensiun dini, hmm cpns aja belum udah mikir pensiun dini.. wkwkk. Biarin, mikir itu kan salah satu hak asasi manusia. Jalani dulu dah apa yang ada saat ini. Jangan sampe jadi orang yang kufur nikmat, okesip? xoxoo. Yuk sekarang waktunya mendatangi mesin absen.
|
Written on 06:27 by Novi Tata
Pulang magang tadi gue mampir ke gramedia Golden Trully, mall yang paling dekat sama kos saat ini. Tinggal jalan kaki aja. Ternyata gramedia golden ada di lantai paling atas, lantai 3. Ada lift tapi di sebelah depan, jadi emang mesti pake eskalator. Entah kenapa, toko buku merupakan salah satu tempat yang cukup menyenangkan buat gue. Yah meskipun cuma baca-baca aja gak beli, haha. Apalagi semenjak magang, anggaran beli buku semakin berkurang.
Mau sharing tentang buku apa aja yang tadi sempat gue baca. Pertama masuk, di deket pintu ada sale buku yang harganya berkisar antara 7500 sampai 20 ribu. Gue tertarik sama buku tentang serunya kerja dari rumah, self employed gitu. Harganya relatif murah banget, cuma tujuh ribu lima ratus perak aja. Gue udah tenteng2 tu buku, eh setelah dipikir lagi tu buku mesti bakal bikin gue galau akut untuk kerja dirumah.
Selanjutnya gue ke rak buku yang isinya segala macam kerajinan tangan dari perca, felt, pita, dan lainnya. Baca-baca sebentar, ada yang masih inget dan banyak yang udah lupa. Ada juga tentang tutorial pakai pasmina, hmm secara ya gue kalau pakai kerudung masih yang simple dan standar-standar aja. Kalau ke kantor sih emang ga perlu pakai gaya macem-macem. Nah kalau ke nikahan temen emang butuh sedikit penggayaan, *hedeh bahasa apa ni*.
Rak selanjutnya, jeng-jeng.. Ada buku judulnya jangan bodoh mencari jodoh. Gue dibikin penasaran, bodoh yang dimaksud tu kek gimana. Itu buku intinya mengajarkan dan mengingatkan pembacanya untuk selalu memperbaiki diri supaya pantas untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Kalau belum pantas, gimana mau dikasih. Gitu kali ya maksudnya. Gue sendiri sepakat sih sama apa yang ditulis dalam buku itu. Semakin ke bab-bab selanjutnya, bahasannya ga jauh dari pernikahan. Dan gue memutuskan untuk tidak melanjutkan membaca, haghag. Kenapa? Soalnya gue belum cukup umur untuk membacanya :P
Sebagian besar buku yang membahas pernikahan seringnya kurang berimbang. Biasanya yang dibahas yang bagus-bagus, yang indah-indah. Tanpa mempertimbangkan sisi lainnya, dimana dalam sebuah pernikahan kan pasti ada masalah-masalah yang mungkin ditimbulkan. Namun tampaknya ga banyak buku yang membahas itu. Namanya interaksi antar manusia kan ga selamanya mulus-mulus aja. Bahasan yang kurang berimbang itu kemudian menimbulkan anggapan bagi pembacanya yang notabene orang-orang yang belum pernah menikah bahwa menikah itu mudah dan selalu menyenangkan. Nah pas mengalaminya bisa shock ketika apa yang dibayangkan tidak sejalan dengan kenyataan.
Nikah emang bikin semua hal yang tadinya diharamkan jadi dihalalkan, berpahala malah. Namun, gak serta merta menggampagkan pernikahan. Nikah itu sesuatu yang sakral di hadapan Allah. Haha kok malah bahas yang begini. Entah kenapa topik tentang pernikahan selalu seru untuk dibahas.Hayok dipikir-pikir dulu sebelum menikah. Apakah benar-benar siap atau cuma merasa siap? :P
|
Written on 20:53 by Novi Tata
Aku lagi jatuh cinta loh. Haha, pakai pengumuman segala. Maksudnya aku lagi jatuh cinta sama kain perca, jatuh cinta sama dunia crafting, lagi suka bikin-bikin sesuatu. Hmm apalagi dari barang-barang yang tidak terpakai seperti kain perca itu sesuatu banget. Mengangkat barang yang tidka punya nilai jadi barang yang lebih bernilai.
Jadi ceritanya begini. Tetangga kamar kosku itu penjahit baju. Nci Ety namanya. Nah aku iseng-iseng nanya ke dia, punya kain sisa-sisa jahitan ga. Eh ternyata banyak. Hhe dengan bermodalkan gunting, lem, benang, dan tentunya kedua tangan, aku iseng-iseng buat. Hasilnya ternyata lucu juga. Modelnya aku liat-liat dari mbah google. Itulah manfaatnya internet ya. Kita bisa dengan mudah mencari info tentang hal-hal yang ingin kita ketahui. Tentunya kecuali tentang perasaan si dia, haasyah.
Beberapa malam belakangan ini, tetangga kamar kosku suka mampir ke kamar dan ngobrol banyak hal. Mulai dari masalah penempatan, pernikahan, hingga masalah-masalah lainnya. Dia juga suka sama dunia crafting. Jadi sekalian bisa saling sharing juga. Biasanya dia bikin pernak-pernik dari kain flanel.
Sebenernya pengen juga bawa perca-perca itu ke kantor. Hmm tapi kayaknya kok piyee ngono. Di sisi sebelah kiriku tepat banget bersebelahan sama meja kasie. Haha baiklah biar saja ngutak-atiknya di kamar kosan. Gak aneh kalau kamar itu sering terlihat seperti habis kena badai, haha. Yei yei yei, hayok mari kita berkreatifitas.
|
Written on 16:44 by Novi Tata
Sabar identik dengan kegiatan menunggu 'sesuatu'. Orang yang sabar biasanya akan menemukan sesuatu yang ditunggunya itu. Sedangkan orang yang cenderung tidak sabar akan lekas menyerah dalam menunggu 'sesuatu' itu datang. Menurut pandangan gue, orang yang mampu bersabar dalah orang yang kuat menjalani segala sesuatu yang relatif tidak enak dalam masa tunggunya terhadap 'sesuatu'.
Gue sering denger orang-orang bilang, "Kesabaran juga ada batasnya". Hoho itu mungkin sebuah pembenaran terhadap ketidakmampuan dalam bersabar. Sabar memang bukan berarti diam tak berdaya menunggu keajaiban datang. Bukan. Dalam kesabaran juga dibutuhkan usaha agar masa tunggu terhadap 'sesuatu' itu tidak berlangsung sia-sia. Secara naluriah, manusia emang suka sama yang instan-instan. Tuh buktinya mie instan laku.. Hehe. Biasanya sih sesuatu yang instan kurang baik buat kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan psikologis. Misalnya aja ada seseorang yang masuk sebuah PTN favorit melalui cara-cara yang instan, selama menjalani perkuliahan mesti sedikit atau banyak dia akan merasa bersalah.
Gue percaya semua butuh proses, ya semua. Tanaman aja tidak langsung berbuah pada saat di tanam, hhe yaiya lah. Butuh waktu agar tanaman itu menyesuaikan diri sama lingkungan, berbunga, kemudian berbuah. Hujan pun butuh proses, ga langsung ujug-ujug turun air ke bumi.
Kadang denger orang bilang "Gue ini emang orangnya ga sabaran". Wah belum apa-apa udah men-judge diri sendiri ga sabaran. Hasilnya ya beneran ga bisa sabar. Sabar itu emang ga semudah membalikkan telapak tangan. Butuh latihan sedikit demi sedikit. Ngomong teorinya sabar kayak gue ini juga lebih guampang dibanding sama prakteknya yang ampun-ampunan susah. Iya susah, tapi kita bisa kalau kita mau. Mau ga jadi orang yang sabar? Hhe. Dalam sebuah ayat Al Qur'an surat Al Baqarah [2], ayat 153, Allah berfirman : "Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." Ada satu lagi temennya sabar, ikhlas. Nanti kita bahas yak. :D
|